Bunyi pesan melalui Whatsapp dari teman saya Mak Vera pada malam Jum'at lalu sekitar pukul 21.45.
Tapi karena kecapekan pada jam tersebut kebetulan sudah tertidur dengan sangat lelapnya. Pesan tersebut baru terbaca pada pukul 04.40 pagi saat terbangun karena bunyi alarm.
"Maaf, semalam sudah ketiduran dan HP ku matiin. Emang acaranya jam berapa?" Jawaban saya sesaat setelah membaca Whatsapp yang baru saja masuk.
"Acaranya nanti jam 8an. Tapi kita berangkat ke Solo naik KRL pertama jam 05.19"
"Hah? Jam 5 pagi ini?" Pesan ini terkirim pas waktu menunjukan pukul 04.45
"Iya, cus. Cuci muka aja terus langsung ke stasiun"
"Oke, tak usahain ya. Semoga ga ketinggalan kereta nanti".
Setelah itu langsung dengan jurus super cepat walau nyawa belum sepenuhnya terkumpul, saya langsung bergegas menuju ke kamar mandi. Awalnya niatnya cuma mau sikat gigi dan cuci muka saja. Tetapi mengingat tercium bau keringat yang agak kurang sedap, akhirnya diputuskan untuk menyiram badan dan sabunan sekenanya yang penting wangi.
Cari baju seadanya yang kelihatan depan mata. Ga sempat pakai sepatu dan kaos kaki, cuma diinjak dan langsung berangkat. Yang biasanya pagi hari motor dipanasi dulu, ini tanpa babibu langsung ngebut ke Stasiun Tugu. Untung pagi hari masih sepi jadi perjalanan dari kosan menuju ke stasiun hanya membutuhkan waktu kurang dari 5 menit.
Tiba di stasiun sekitar pukul 05.08. Sesaat setelah memarkirkan motor, langsung bergegas lari menuju ke loket karena jaraknya memang lumayan. Saldo KMT saya tidak cukup sehingga harus isi deposit dahulu. Syukurlah tidak terlambat dan bisa masuk kereta untuk bertemu teman-teman yang lain yang akan ikut ujicoba KRL Jogja Solo dari Stasiun Solo Balapan sampai Stasiun Palur.
Perjalanan selama kurang lebih 1 jam dari Jogja ke Solo lebih banyak saya gunakan untuk curi-curi kesempatan buat tidur karena memang masih lumayan agak lengket kedua mata ini. Rasanya masih pengen merem. AC di dalam KRL Jogja Solo lumayan dingin, enak banget buat tiduran. Untungnya masih ada kewajiban buat pakai masker jadi kalau mulut nganga kebuka atau ngiler pas tidur ga bakal ada penumpang lain yang tau.
Karena acara baru akan dimulai pukul 08.00, kita sepakat buat cari sarapan dulu setiba di Stasiun Solo Balapan. Kebetulan di depan stasiun banyak pedagang makanan. Tapi ada satu lapak yang cukup membuat kita tertarik karena ada spanduk yang bertuliskan "Soto Rp6.000". Mampir lah kita ke warung tersebut.
Tapi memang ada harga ada rupa. Menurut saya makanan yang baru saya santap bukan lah soto, tapi nasi disiram kuah bonus 3 suwir kecil potongan ayam. Ga ada mie, tanpa bawang goreng, dan rasa kuah yang sedikit hambar. Tapi mau ngedumel juga harganya cuma enam ribu. Untung warungnya juga jualan pisang. Jadi bisa buat tambahan buat ngeganjel perut.
Oh iya buat yang belum tau kalau KRL Jogja Solo mulai pertengahan Juli mendatang rutenya bakal diperpanjang sampai ke Stasiun Palur. Jadi buat warga Karanganyar dan sekitarnya yang mau ke Jogja atau sebaliknya ga perlu repot-repot harus ke Stasiun Solo Balapan dulu.
Saya bersama teman-teman blogger dari Jogja kebetulan diundang dalan ujicoba perjalanan ke Stasiun Palur bersama para awak media dan juga komunitas pecinta kereta api. Selain itu tentu saja dengan beberapa pejabat dari KAI, KCI, dan Dinas Perhubungan.
Perjalanan dari Solo Balapan ke Palur ditempuh cuma dalam waktu sekitar 10 menitan saja. Lebih cepat jika dibandingkan dengan menggunakan kendaraan bermotor yang bisa 2 kali lipat lamanya. Selain Stasiun Palur, KRL juga berhenti di Stasiun Solo Jebres.
Saat ini Stasiun Palur sudah siap untuk digunakan untuk menyambut warga Karanganyar yang akan menggunakan KRL. Tampak peron yang sudah ditinggikan untuk mempermudah turun naik penumpang. Selain itu mesin tap in dan tap out juga sudah bisa digunakan. Tersedia juga loket untuk pembelian atau top up KMT. Tak ketinggalan juga vending machine buat yang mau isi saldo tanpa perlu ke loket.
Setelah puas keliling melihat fasilitas di Stasiun Palur. Semua rombongan kembali masuk ke dalam kereta untuk menuju ke Stasiun Solo Balapan lagi. Saya pun sudah masuk dan duduk menunggu kereta diberangkatkan. Tapi entah kenapa beberapa detik sebelum kereta jalan, saya malah keluar dari gerbong.
Waktu pintu mulai tertutup dan kereta berjalan pelan. Saya masih agak belum sadar kalau saya seharusnya ikut dalam kereta tersebut. Panik donk akhirnya. Tapi mau bagaimana lagi? Kereta ga mungkin dihentikan sembarangan kaya bus.
Yang jadi masalah adalah dompet dan HP ada di tas sudah ikut jalan dengan KRL. Karena kebetulan HP saya lagi kurang beres jadi HP saya taruh di tas dan pinjam HP Wahyu untuk bikin foto dan video. Sialnya HP wahyu juga tidak ada kartunya, jadi ga ada jaringan internet sama sekali.
Buat kasih kabar ke teman-teman, akhirnya mau ga mau minta bantuan tethering sama pegawai KAI yang ada di stasiun. Masih ingat namanya Mas Panji. Terima kasih sekali sudah dikasih tumpangan WiFi.
Untungnya masih ada satu KRL lagi yang melakukan ujicoba ke Stasiun Palur. Tapi ya harus menunggu 1 jam lagi. Sampai mati gaya nunggunya karena ga ada makanan dan internet. Walaupun begitu harus bersyukur karena bisa balik lagi ke Stasiun Solo Balapan tanpa mengeluarkan ongkos lebih. 😁
No comments:
Post a Comment