Mencoba makanan khas suatu daerah bukan berarti harus datang langsung kedaerah tersebut secara langsung. Walaupun rasa dan suasananya pasti akan berbeda. Tapi tidak ada salahnya juga untuk mencoba makanan lain yang berasal dari luar daerah yang kita tinggali.
Hari Minggu lalu waktu pergi ke Imogiri, saya tidak hanya mencoba mencicipi pecel dan wedang uwuh yang memang khas dari daerah tersebut. Pada saat perjalanan pulang saya juga mencoba mencicipi dawet ireng yang sebenarnya khas dari Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Sebenarnya sudah lama penasaran dengan makanan yang satu ini, tapi baru kali ini bisa berkesempatan untuk mencobanya.
Dawet ireng khas Purworejo |
Dawet atau yang biasa dikenal dengan nama cendol sebenarnya bisa ditemui di banyak daerah, tidak hanya di Purworejo saja seperti dawet ayu dari Kabupaten Banjarnegara yang lebih terkenal. Tapi beda daerah pasti beda pula resep dan citarasa dawetnya. Jika dawet ayu Banjarnegara punya rasa yang manis dengan berbagai campuran seperti nangka dan durian, maka dawet ireng dari Purworejo rasanya lebih sederhana, Tidak ada campuran lain selain santan dan cendolnya itu sendiri. Namun ada yang unik dari proses pembuatan dawet ireng ini.
Dawet ireng khas Purworejo ini memang sama-sama berbahan dasar tepung ketan, namun yang unik adalah bahan untuk menghasilkan warna hitamnya. Bahan yang digunakan untuk memberi warna hitam pada dawet adalah air dari perasan merang yang dibakar. Untuk yang belum tau, merang adalah batang padi. Namun proses ini sama sekali tidak mengurangi rasa dari dawet yang dihasilkan. Dawet ireng tetap kenyal dengan rasa yang agak sedikit gurih dan manis. Harganya cukup murah, hanya Rp 3.000/mangkuknya.
No comments:
Post a Comment