Senang rasanya saat berkunjung ke kawasan Malioboro pada 31 Desember 2015 yang lalu. Trotoar disepanjang Jalan Malioboro hari itu tampak lebih lega dan luas karena tidak ada satu pun motor yang terparkir. Hari itu trotoar Malioboro benar-benar menjadi jalur pedestrian yang bisa dilalui semua pejalan kaki dengan mudah tanpa terhalang motor-motor yang biasanya terparkir disitu. Semua motor diwajibkan untuk diparkirkan di Taman Parkir Abu Bakar Ali yang belum lama ini dibangun.
Kalau siang harinya sepeda motor dilarang parkir, mulai sore hari Jalan Malioboro ditutup untuk semua jenis kendaraan. Tidak ada satupun kendaraan yang bisa masuk ke kawasan yang paling dikenal di Jogja ini. Malioboro sengaja disterilkan dari semua jenis kendaraan karena akan digunakan sebagai salah satu pusat perayaan tahun baru 2016. Kedua sisi jalan tersebut pun dipasang dengan pagar besi. Malioboro hari itu tiba-tiba menjadi salah satu tempat yang sangat menyenangkan tanpa parkiran motor yang menghalangi ruang pejalan kaki dan terbebas dari lalu lalang kendaraan bermotor.
Ribuan warga Jogja malam itu tumpah ruah di Jalan Malioboro untuk menikmati malam pergantian tahun yang akan ditandai dengan pesta kembang api.
Namun sayangnya, pada tanggal 1 Januari 2016 saat saya datang mengunjungi kembali Jalan Malioboro. Saya kembali melihat pemandangan Jalan Malioboro yang seperti sebelum-sebelumnya. Trotoar yang dipenuhi oleh parkiran motor dan mengurangi ruang gerak para pejalan kaki. Walaupun pagar-pagar besi yang ada di Jalan Malioboro tidak disingkirkan.
Kecewa rasanya melihat Malioboro kembali seperti semula. Saya pikir larangan untuk memarkir sepeda motor di jalan tersebut berlaku untuk selamanya. Tapi ternyata hanya sehari saja.
Kapan Malioboro akan jadi pedestrian beneran?
Kalau siang harinya sepeda motor dilarang parkir, mulai sore hari Jalan Malioboro ditutup untuk semua jenis kendaraan. Tidak ada satupun kendaraan yang bisa masuk ke kawasan yang paling dikenal di Jogja ini. Malioboro sengaja disterilkan dari semua jenis kendaraan karena akan digunakan sebagai salah satu pusat perayaan tahun baru 2016. Kedua sisi jalan tersebut pun dipasang dengan pagar besi. Malioboro hari itu tiba-tiba menjadi salah satu tempat yang sangat menyenangkan tanpa parkiran motor yang menghalangi ruang pejalan kaki dan terbebas dari lalu lalang kendaraan bermotor.
Ribuan warga Jogja malam itu tumpah ruah di Jalan Malioboro untuk menikmati malam pergantian tahun yang akan ditandai dengan pesta kembang api.
Namun sayangnya, pada tanggal 1 Januari 2016 saat saya datang mengunjungi kembali Jalan Malioboro. Saya kembali melihat pemandangan Jalan Malioboro yang seperti sebelum-sebelumnya. Trotoar yang dipenuhi oleh parkiran motor dan mengurangi ruang gerak para pejalan kaki. Walaupun pagar-pagar besi yang ada di Jalan Malioboro tidak disingkirkan.
Kecewa rasanya melihat Malioboro kembali seperti semula. Saya pikir larangan untuk memarkir sepeda motor di jalan tersebut berlaku untuk selamanya. Tapi ternyata hanya sehari saja.
Kapan Malioboro akan jadi pedestrian beneran?
No comments:
Post a Comment