Curug Kembang Soka letaknya masuk satu wilayah dengan Grojogan Sewu dan juga Curug Setawing di Desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta. Kita hanya perlu mengarahkan kita dari kawasan Goa Kiskendo mengambil ke arah Temon sampai ketemu dengan bukit dengan 5 buah tower operator selular yang disebut Gunung Kelir. Di dekat daerah itu sudah banyak petunjuk menuju ke Curug Kembang Soka.
Untuk menuju ke parkiran Curug Kembang Soka dari jalan raya kita harus melewati jalan tanah setapak. Perlu lebih hati-hati jika dalam keadaan hujan karena jalannya sangat kecil dan licin. Biaya parkir di Curug Kembang Soka adalah Rp 2.000/motor. Sedangkan biaya masuknya adalah Rp 3.000/orang. Saya pikir hanya Curug Kembang Soka saja yang memberlakukan pungutan biaya masuk karena sebelumnya saya pernah ke curug lain yang ada disekitar sini tidak ada biaya masuk sama sekali. Tapi ternyata, setelah saya berkunjung kembali, di curug lain pun sekarang sudah menerapkan biaya pungutan masuk.
Setelah memarkirkan motor, bukan berarti perjuangan sudah selesai sampai disitu saja. Pasalnya kita harus kembali berjalan kaki menuruni jalan setapak tanah yang cukup licin. Jalanan juga cukup curam hanya dilengkapi dengan pegangan yang terbuat dari bambu yang dibuat oleh masyarakat sekitar yang mengelola Curug Kembang Soka ini.
Ada 2 air terjun yang cukup besar yang ada di Curug Kembang Soka ini. Ditempat ini juga terdapat beberapa kolam alami yang bisa dipergunakan sebagai tempat untuk berenang dan bermain air. Kalau dilihat-lihat, di Curug Soka ini terdapat lebih banyak pedagang makanan dibandingkan dengan yang ada di curug lain. Yang perlu dicoba adalah minuman tradisional yang disadap dari pohon kelapa. Rasanya cukup menyegarkan dengan rasa manis alaminya. Bahkan di Curug Kembang Soka juga ada tempat untuk menyewa celana pendek yang bisa digunakan untuk berenang kalau kita lupa membawa celana ganti.
Curug Kembang Soka memiliki debit air yang cukup deras dengan aliran air yang lumayan bening dan dingin. Dari bawah kita bisa melihat pemandangan kearah Gunung Kelir yang hijau yang ditutupi oleh beberapa bukit.
Perjuangan terakhir adalah kembali menuju ke parkiran. Mau tidak mau kita harus kembali menapaki jalanan setapak yang menanjak. Sepanjang jalan kita akan menemui banyak sekali pancuran sumber air yang biasa digunakan oleh penduduk sekitar untuk mandi.
Kalau mau kesana jangan lupa siapin tenaga dulu ya.
Untuk menuju ke parkiran Curug Kembang Soka dari jalan raya kita harus melewati jalan tanah setapak. Perlu lebih hati-hati jika dalam keadaan hujan karena jalannya sangat kecil dan licin. Biaya parkir di Curug Kembang Soka adalah Rp 2.000/motor. Sedangkan biaya masuknya adalah Rp 3.000/orang. Saya pikir hanya Curug Kembang Soka saja yang memberlakukan pungutan biaya masuk karena sebelumnya saya pernah ke curug lain yang ada disekitar sini tidak ada biaya masuk sama sekali. Tapi ternyata, setelah saya berkunjung kembali, di curug lain pun sekarang sudah menerapkan biaya pungutan masuk.
Setelah memarkirkan motor, bukan berarti perjuangan sudah selesai sampai disitu saja. Pasalnya kita harus kembali berjalan kaki menuruni jalan setapak tanah yang cukup licin. Jalanan juga cukup curam hanya dilengkapi dengan pegangan yang terbuat dari bambu yang dibuat oleh masyarakat sekitar yang mengelola Curug Kembang Soka ini.
Ada 2 air terjun yang cukup besar yang ada di Curug Kembang Soka ini. Ditempat ini juga terdapat beberapa kolam alami yang bisa dipergunakan sebagai tempat untuk berenang dan bermain air. Kalau dilihat-lihat, di Curug Soka ini terdapat lebih banyak pedagang makanan dibandingkan dengan yang ada di curug lain. Yang perlu dicoba adalah minuman tradisional yang disadap dari pohon kelapa. Rasanya cukup menyegarkan dengan rasa manis alaminya. Bahkan di Curug Kembang Soka juga ada tempat untuk menyewa celana pendek yang bisa digunakan untuk berenang kalau kita lupa membawa celana ganti.
Curug Kembang Soka memiliki debit air yang cukup deras dengan aliran air yang lumayan bening dan dingin. Dari bawah kita bisa melihat pemandangan kearah Gunung Kelir yang hijau yang ditutupi oleh beberapa bukit.
Perjuangan terakhir adalah kembali menuju ke parkiran. Mau tidak mau kita harus kembali menapaki jalanan setapak yang menanjak. Sepanjang jalan kita akan menemui banyak sekali pancuran sumber air yang biasa digunakan oleh penduduk sekitar untuk mandi.
Kalau mau kesana jangan lupa siapin tenaga dulu ya.
Dulu tahun 2013 masih sepi, sekarang udah bagus ada jembatannya (dan juga pastinya rame ya?)
ReplyDeletewah keren tahun 2013 dah nyampe sana. Pasti dulu masih tersembunyi banget
DeleteHari ini ke sana sama keluarga...menurut saya cukup bagus tempatnya....parkir mobil kurang.dan saran aja semoga para pengunjung kalau buang sampah harus pada tempatnya.jadi keersihan air dan sekitarnya jadi bersih.keren...yoook jalanjalan ke kulonprogo
ReplyDelete